PenaKalam – Sahabat muslim, pada bulan Ramadan 1443 H kali ini sudah memasuki malam ke sepuluh (10) terakhir. Dan sesuai perintah dalam Islam sebaiknya agar memperdalam ibadah di bulan yang penuh KeberkahanNya.
Diriwayatkan dalam sejumlah hadist jika pada permulaan bulan Ramadan Rasulullah SAW memiliki intensitas yang tinggi dalam beribadah.
Maka pada 10 hari terakhir Ramadan intensitas ibadah Rosululloh SAW meningkatkannya berlipat-lipat.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ (متفق عليه)
Artinya:
“Diriwayatkan dari Aisyah RA bahwasan Rasulullah SAW jika memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan, mengencangkan sarungnya, dan menghidupkan malam-malamnya, serta membangunkan keluarganya.” (HR Muttafaq Alaih)
Dalam Hadis-hadis riwayat dari Aisyah RA menekankan tentang kegigihan Rasulullah SAW dalam mengisi sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dengan ibadah.
Semua itu, beliau lakukan karena pengetahuannya tentang adanya keutamaan 10 hari terakhir Ramadan. Termasuk beserta malam-malamnya.
Dalam hadis yang lain, ‘Aisyah RA berkata:
كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
Artinya:
“Rasulullah SAW ketika memasuki 10 Ramadan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Hadis tersebut menunjukkan keutamaan beramal salih di hari-hari terakhir bulan Ramadan.
Sebab, terdapat keutamaan 10 hari terakhir Ramadan untuk melakukan ibadah disbanding hari-hari lainnya.
Lantas apa yang dilakukan Rosululloh SAW dalam 10 terakhir Ramadan?
Comment